Featured Article

Selasa, 16 Mei 2017

MELENGSERKAN "HABIB" DARI KE-"WALI"-ANNYA



     Orang indonesia memanggil orang arab dengan sebutan "HABIB", kependekan dari kata "HABIBULLAH" (kekasih Allah), ada juga yang menyebutnya "YEK", sebenarnya adalah "SAYYID" entah bagaimana dan siapa yang mulai, mungkin kerena lidah orang indonesia kebanyakan suka mempersingkat kemudian menjadi "YID" dan mempermudah menjadi ""YEK" sedangkan untuk orang arab yang beraksesoris jenggot di dagunya biasanya di panggil "SYAIKH"

Indonesia adalah surga bagi orang arab, ini dikarenakan orang indonesia sangat mengistimewakan semua orang yang berasal dari negara kelahiran Nabi Muhammad tersebut. Tak heran Ali Jabir penceramah di berbagai stasiun TV yang biasa dipanggil Syaikh memboyong beberapa adiknya ke indonesia yang konon untuk mencari putri pribumi sebagai pendamping dan untuk berdiam di Negeri ini, mungkin Ali Jabir paham masa depan di indonesia sangat cerah bagi orang-orang arab.

tak lepas dari masyarakat pedalaman yang mayoritas santri dan fanatik habib, mereka biasa memanggil orang arab dengan sebutan "YEK" atau "HABIB" (seterusnya akan saya tulis habib). di katakan habib karna diyakini orang arab atau keturunan arab adalah orang suci yang dekat dengan Allah karena semangat ibadahnya dan jika habib datang kerumah mereka maka akan di perlakukan seperti raja, bahkan seakan-akan apa yang keluar dari lidahnya adalah sabda Tuhan dan permintaannya ibaratkan sebuah kewajiban, hal ini menjadikan beberapa orang yang di panggil habib semena-mena menjadikannya kesempatan untuk membuat kerajaan fiktif di pedesaan.

Beberapa hal saya temui, berbagai cerita yang dibanggakan saya dengar, seperti halnya habib datang berlibur dengan kedok silaturrahmi dan menginap dengan meminta kamar yang paling nyaman dirumah tersebut bahkan minta di pijat ke pemuda sekitar dengan durasi sangat lama, uniknya meski sampai berhutang dan badan kelelahan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat desa yang di kunjungi habib. alangkah begitu lugunya masyarakat pedalaman, mereka tidak berfikir buruk sedikitpun meski kalau saya perhatikan habib hanya berkunjung ke rumah yang lumayan mewah atau memiliki hasil penen buah idaman, seperti durian, manggis dan buah lainnya. itulah kenyamanan seorang habib, bisa berkedok dakwah tapi hanya berkunjung ketempat yang membuahkan hasil materi.

begitupun ketika batu akik membuming, beberapa habib berganti profesi menjual cincin atau kalung akik yang katanya sudah di ijazah diberi karomah dan juga akik yang dipenuhi barokah, ini tentunya menjadi ladang emas untuk mendapatkan uang berlipat, ada yang mengatakan jika habib sudah menawarkan maka wajib di beli meski dengan hutang. harganyapun bervariasi tapi bukan dari barang yang di jual melainkan dari orang yang membeli, meski barangnya sama jika pembelinya tergolong kaya, harganya tinggi jika orang biasa maka lebih murah, meski demikian harga murah tersebut tetap saja mahal di banding harga batu akik yang sama di tempat lainnya tapi karena penjualnya adalah habib dan dipercaya penuh barokah masyarakatpun banyak memesannya.

Kisah lain juga terdengar di telinga, seorang habib suka bepergian dengan mengajak beberapa pemuda desa yang mudah untuk disuruh-suruh, alangkah baiknya jika habib yang ini mengajak keluar untuk ziarah atau kegiatan ibadah penting lainnya, tapi fakta berkata kebanyakan habib hanya silaturrahmi atau berlibur ke tempat lain untuk beberapa hari tanpa peduli kepada pemuda yang dia ajak harus bolos dari pendidikannya dengan waktu yang lama.

begitupun yang berhubungan dengan pembayaran (uang),  jika habib butuh sesuatu seperti barang atau jasa dan harus membayar biasanya habib mengambil atau menikmati yang dia butuhkan dulu, atau dia bilang di awal "saya butuh ini, tapi saya tidak bawa uang nanti kalau saya lewat disini lagi saya akan memberi anda uang" kata-kata seperti itu justru membuat pemilik sesuatu barang atau jasa yang di pakai habib merasa tidak enak sendiri sehingga memberinya dengan cuma-cuma, dan jika habib membutuhkan sesuatu lagi dia datang lagi dan mengatakan "saya butuh ini lagi tapi saya lupa lagi tidak bawa uang, nanti kalau saya lewat saya akan memberi anda uang" dan seterusnya.

Orang yang pernah bersodaqoh/melayani habib jika makin diperbanyak rizkinya itu bukan selalu berarti habibnya yang penuh barokah tapi karena orang tersebut memberi dengan ikhlas atau mungkin karena keluguannya menjadi korban kedzoliman atau dimanfaatkan oleh orang yang mengaku habib. mungkin masih banyak kejadian yang belum saya dengar dan tidak semua "habib" adalah bukan habib banyak pula orang arab yang datang ke pedesaan murni untuk berdakwah bahkan membantu ekonomi masyarakat bawah, kita harus lebih bijak untuk mengenal mana yang habib dan yang hanya ingin di anggap habib lebih-lebih kalau kita perhatikan banyak orang yang di panggil habib tapi meninggalkan rukun Islam yang kedua.

Kejadian yang tak kalah ramai juga terjadi saat adanya aksi yang mengklaim sebagai  "Bela Islam", terlepas dari pembahasan tentang ahok beberapa stasiun TV yang memiliki kepentingan politik juga memanfaatkan momen demo kaum bersurban tersebut, tentunya dengan berita yang berat sebelah dan gambar yang penuh dengan pasukan berjubah membuat beberapa masyarakat pedesaan yakin jika perjalanan ke ibu kota tersebut adalah sabilillah dan syahid sehingga harus ikut serta meski ongkos pas-pasan dan istri dirumah tak diberi makan, hal itu masih tergolong biasa tapi efek yang tak kalah parah juga seperti sudah di halalkannya berteriak kata-kata kotor yang ditiru dari tulisan di spanduk-spanduk demo yang tayang di TV dan orasi-orasi penuh kebancian, begitupun juga adanya orang-orang yang mudah mengkafirkan dan memiliki anggapan birokrasi di indonesia dipimpin oleh orang kafir, terlebih jokowi yang di percaya selain melindungi ahok juga menaruh logo komunis "palu arit" di beberapa pecahan uang rupiah, padahal klo kita ingat logo di uang kertas tersebut sudah ada sebelum jokowi menjadi presiden tapi berita tersebut sontak ramai dan memanas tak kala disampaikan dalam sebuah ceramah oleh Rizieq Sihab, Tanpa bermaksud menghakimi Rizieq Sihab yang sudah dikenal sebagai habib oleh masyarakat indonesia tentunya apa yang sudah ia katakan sangat mempengaruhi beberapa masyarakat dan penduduk pedesaan yang minim informasi dan fanatik "habib"

Fanatisme habib juga dimanfaatkan oleh orang pribumi, meski tak berhidung mancung dan tak mirip habib tapi beberapa orang menjual dagangannya dengan mengaku barang tersebut titipan dari habib, tak banyak di temui kejadian ini karena yang dijual biasanya cuma jamu atau hanya parfum, entah itu titipan habib atau bukan tapi sipenjual tersebut bisa meraup untung yang banyak dari barang yang katanya adalah dari habib.
Fanatik terhadap habib tentunya karena adanya hal yang berbau agama, orang yang dipanggil habib dikeranakan dia berasal atau memiliki keturunan dari negara dimana Nabi Muhammad dilahirkan. orang pribumi juga ada yang di istimewakan layaknya habib yaitu Kyai; orang yang memiliki pesantren dan santri, tapi karena kyai kebanyakan memiliki paras asli indonesia maka orang yang mengistiwekannya adalah orang yang tahu jika itu adalah kyai, berbeda dengan habib, yang penting berparas arab, hidung mancung dan sedikit brewok walaupun belum kenal, belum pernah tahu, meski lebih muda maka kebanyakan orang indonesia langsung cium tangan.

MELENGSERKAN "HABIB" DARI KE-"WALI"-ANNYA, tulisan HABIB dan WALI saya kasih tanda petik ( " ) dan memiliki maksud orang yang berpura-pura habib dan ingin di wali-kan, tidak semua orang berparas arab adalah habib. maksud tulisan saya ingin mengajak masyarakat (pedesaan khususnya) agar tidak meng-habib-kan seseorang cuma dari wajah yang berparas timur tengah saja melainkan dari iman, tidak semua orang arab adalah keturunan Nabi Muhammad dan pridikat habib (habibullah) bisa saja untuk kaum pribumi yang memiliki iman dan ketaatan yang tinggi kepada Allah  dan Rasulnya.
Sesungguhnya kekasih Allah (Habibullah) adalah seseorang yang di cintai oleh Allah karena ibadahnya, dari akhlaknya dan keberadaanya yang bermanfaat bagi orang lain. (bukan karena ke-arab-annya).
Mulyakan semua orang, dan istimewakan yang benar-benar terbukti baik

Total Pengunjung

Popular Posts

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.